Khabaran DariNya

بسم الله الرحمن الرحيم

"Selamat hari lahir sayang.." bisikan itu mulai menyapa cuping telingaku setelah setahun lamanya menyepi, "..semoga menjadi anak yang solehah dan cepat matang (Aku hanya mampu tersenyum comel ^_^)"

Seperti biasanya,
Seusai kata itu dilafazkan,
Ku pegang lembut tangan ayahku,
Entah kenapa hatiku mulai menitiskan air,
Seperti ada sesuatu yang ingin di khabarkan olehNya,
Ku cium tangannya dengan harapan hatiku kan tenang kembali,
" Jadi anak yang Solehah, nanti kalau ayah dan mama pergi bolehlah angah doa' kan ayah dengan mama kat sana.. Jadi contoh untuk adik-adik.. " kata itu datang lagi..
Hatiku mulai bergolak,
Ku hanya mampu menganguk tanda akur,
Sebuah senyuman mulai kelihatan diwajahku tanda aku berjanji kepadanya,
Sesakkan nafas mulai bermain di dadaku,
Ku lihat lagi di kananku,
Wajah tua seorang ibu mulai mengamit perasaanku,
Ku mulai menyapanya dan memegang lembut tangannya yang mulai berkedutan menandakan usianya semakin lanjut,
Ku tatap wajahnya dengan penuh mahabbah,
Hatiku mulai berpaling kepadaNya dengan penuh pengharapan,
"Ya Allah, jagalah dia tika aku pergi meninggalkannya, jagalah dia ya Rabb tika bayanganku tidak dapat bersamanya, jagalah tiap langkahnya, moga dialah orang yang kan Kau seru di syurga nanti.."
Ibuku mencium lembut pipiku seraya memelukku dengan tangannya mengusap belakangku,
"Jadi anak yang Solehah sayang.. Besar dah anak mama (terukir sebuah senyuman di wajahku).. Jadi anak yang dapat bantu mama kat sana nanti...."

Allah..
Diriku disapa kembali,
Kelopak mataku mulai berkaca lagi,
" Tahan syidah! Tahan! " bisik hatiku,
Dadaku mulai merasakan desakkan itu,
Yang aku tahu pada tika itu hanya Dia,
Dengan harapan Dia kan pujuk hatiku untuk tenang kembali,
Dengan langkah yang diorak ku tinggalkan ruang itu,
Ku mulai menyapa ruang kecilku dengan esak tangis..

Allah..
Tika ini aku hanya mampu berbisik kepadaMu,
Memohon sesuatu yang belum pasti,
Seolah-olah diriku dihempap dengan sesuatu yang sangat besar,
Apa yang ada dibenakku tika ini hanyalah gambaran wajah ibu dan ayah,
Bunga-bungaan dan dedaunan subur di benakku,
Allah.... Apa ini adalah khabaran dariMu??
Apa ia ya Rabb??

Ku sujud dengan penuh pengharapan,
Agar Dia mendengar esak tangisku,
Agar Dia perkenankan doa' ku,
"Ya Allah.. Aku masih belum mampu menjadi yang terbaik buat mereka, aku masih belum mampu melukirkan senyuman di hati mereka.. Allah.......... Datangkan lagi khabaran itu, hempapkanlah sekeras-kerasnya agar hatiku thabat di jalanMu, agar aku mampu lukirkan senyuman di wajah mereka.. Ya Allah...... Tiada dayaku selain pertolongan dan keizinanMu ya Rabb......."


"Yahh... Maafkan wanie......" Aku menangis semahuku... Alunan Yaasiinn bergema di telingaku.. Mungkin Allah sedang mengujiku... Aku hanya mampu melinangkan air mata dan memohon kekuatan dariNya... Saat diri mulai lemah, ada suatu kekuatan yang hadir serta merta hamasahku semakin berkobar, "Angah...", suara itu.......  Ku berpaling dan apa yang ku lihat, wajah tua orang yang paling aku sayangi, dengan jubah putih yang tersarung ditubuhnya dan kopiah putih yang terlekat kemas di kepalanya.. Hanya dia yang ku lihat tika itu.. Ku peluk erat dirinya.. Rasanya baru semalam aku dengar gelak tawanya, rasanya baru semalam dia mangangkat takbir di hadapan kami semua, rasanya baru semalam aku mencium dia... Dia hanya tersenyum melihatku.. Dia mengusap lembut kepalaku.. "Ya Allah... Aku rindukan dia...." Ku lepaskan pelukanku dan ku genggam tangannya, "wanie janji, wanie akan jadi anak yang baik.. wanie janji wanie akan jadi wanita yang terbaik... wanie janji wanie akan bantu ayah kat sana...maafkan wanie...."

"Allah....." linangan air mata lagi yang menghiasi pagi itu..

Ya Allah, apa mungkin ini khabaran yang ingin Engkau sampaikan??
Apa mungkin juga ini permulaan dari semua pemasalahan ini??


"Alhamdulillah..." bisik hati kecilku..


والسلام

Duhai Bumi Istimewa

بسم الله الرحمن الرحيم

Allah..
Hari ini aku dengar lagi berita itu,
Berita yang seringkali menjadi bisikan di cuping telingaku,
Berita yang selalu bertatih di bibir-bibir hambaMu,
Berita yang meningkatkan lagi hamasah para pejuangMu,
Dan berita itu jugalah yang menghapuskan sebuah ibtisam..

Allah..
Hari ini aku hanya mampu melihat gambaran mereka,
Mereka orak langkah itu dengan laungan agung,
Mereka atur langkah itu dengan berbekalkan keberanian,
Mereka cuba pasakkan segalanya dengan membawa syahid..

Allah..
Hari ini aku lihat lagi mereka,
"Allahhhhuakbar.....!!" kalimah suci itu mulai menjalar dari bibir ke bibir para pejuangMu,
Dengan harapan bahawa Engkau akan bersama mereka,
Dengan cahaya yang tersisip di setiap langkah mereka,
Dengan berkas kemenangan yang mereka bawa,
Dan dengan berbekalkan kalimah agung " Laa ila ha ilallah...."

Allah..
Ku lihat lagi bumi gersang itu,
Saat dentuman mulai merkah,
Deraian air mata mulai jatuh setitis demi setitis,
Suara tangisan mulai memenuhi ruang bumi itu,
Puluhan ribu mulai membau syurga,
Dengan menapis busukan zionist durjana..

Allah..
Ku hanya mampu sapa mereka dengan senjataMu,
Dengan harapan ruhku kan bersama mereka kelak,
Aku bangga dengan mereka,
Walau bertubi-tubi kehancuran itu berlaku,
Walau terlalu banyak nyawa yang terdampar,
Walau harta mereka dimamah zionist laknatullah,
Mereka masih mampu ukirkan senyuman,
Mereka masih mampu berdiri dengan teguhnya,
Dengan satu harapan bahawa ruh yang berterbangan itu akan menemuiMu dengan ibtisam yang tulus..

Duhai bumi Istimewa,
Sungguh Allah menyayangi kalian,
Terlalu sayang akan kalian,
Buktinya sehingga sekarang dentuman itu terus bermain di telinga kalian,
Buktinya kalian rela syahid demi agamaNya,
Buktinya ada cahaya yang mengekori di setiap langkah kalian,
Buktinya... Allah titipkan serta merta kunci itu tika dirimu mulai rebah..

Duhai para pejuang Allah,
Teruskan memartabatkan Islam di celah senyum tawa zionist durjana,
Teruskan perjuangan kalian syahidkan Islam,
Pasakkan terus hamasah kalian untuk mempertahankan BaitulNya,
Doa' ku, semoga bauan syurga akan terus mekar di bumi itu..

والسلام